Seseorang pernah menulis sajak, mungkin baginya harapan, atau barangkali sebuah kumpulan “Doa Sederhana Bagi Dunia yang Ruwet” barangk...

Heroismen



Seseorang pernah menulis sajak, mungkin baginya harapan, atau barangkali sebuah kumpulan “Doa Sederhana Bagi Dunia yang Ruwet” barangkali itulah solusi dari segala masalah manusia; berdoa.

Sebab seringkali kita terheran-heran. Siapakah atau pikiran? Di dunia yang penuh dengan keruwetan dan ketidakjelasan. Manusia hanya bisa berdiri dan merenung. Memilih berjalan bukanlah solusi yang konkrit, rencana bukan saja meminimalisir ancaman. Sahabat bisa berubah menjadi kekerasan. Joseph Conrad pernah menulis sepenggal bisikan putus asa manusia bernama Kurtz, yang sekarat di tengah hutan Kongo. “The horor, the horor”.

Kita bisa melihat ekpresi putus asa Kurtz dalam film Appocalipsye Now! Tapi bukan itu yang penting. Yang terpenting adalah kita bisa dibuat bergidik, mendengar seruan fanatisme yang sanggup menggerogoti dan membunuh. Sukma yang rusak lebih mengenaskan dari pada badan yang terkoyak peluru mesin. “Alam pikiran manusia” kata Conrad. “Mampu untuk melakukan apa saja, segala sesuatu di dalamnya, semesta masa lalu, semesta masa depan”.

Conrad masih mengambang dalam pembahasan keruwetan manusia tentang alam pikiran yang ada. Sumber keruwetan ada di dalam otak manusia, itu memang benar. Tapi siapa yang memilih? Tidak ada yang pernah memesan keruwetan pikiran kepada Tuhan, kalaupun ada, itu pesanan yang konyol.

China tahun 1989 pernah dibuat gempar dengan manusia yang menghadang empat tank sendirian. Tidak ada yang tahu dia siapa. Media dan warga dibuat penasaran. Siapa manusia tinggi berbaju putih yang menghadang keruwetan itu?

Sebelumnya demontrasi terjadi di daerah Tiananmen Beijing, puluhan demonstran mati ditembak tentara. Barangkali itu adalah alasannya. Tokoh kita ini mungkin adalah warga yang muak dan menahan marah. Barangkali saat menghadang itu juga ia berseru “kembalilah kalian, silahkan beristirahat, korban yang kalian habisi sudah cukup”.

Saat ini mungkin semua mengingatnya sebagai “The Tank Man” seseorang yang menghadang dan menghendaki semua yang mustahil. Sebab saat itu penguasa begitu superior. Penguasa dengan mudah mengatur dan menggunjing semua yang menuntut kemerdekaan, dan mematikan mereka yang bersuara.

Barangkali tidak sepahaman antara penguasa saat itu dan tokoh kita ini, walaupun itu baik, tidak sepenuhnya positif untuk bersama. Tapi Conrad juga melupakan sesuatu hal, semesta yang dijelaskan kurang akan satu permasalahan. “Semesta yang tak terduga” adalah sesuatu hal yang tidak bisa diprediksi, dikehendaki atau tidak, itu semua urusan individu. Merugikan atau tidak? Bermasalah atau tidak? Semua tergantung orang lain menyikapi.

Menilai berlebihan mungkin juga bisa. Tapi mempermasalahkan suatu hal yang lumrah bisa menjadi suatu kesalahan. Bagaimana kebingungan menjadi hal yang seringkali terpikir dibanding rasa lapar. Serba salah adalah sesuatu yang sering kali dihindari. Mungkin maksutnya seperti ini, Conrad berpikir semesta yang tak terduga akan datang, dan memang sudah datang. Lalu mereka akan seperti “The Tank Man” yang menghalau segala masalah yang merugikan.

Memang Heroisme muncul disaat-saat yang tidak diharapkan. Meskipun bukan di hari ini.

0 komentar: