9 Oktober 2016
“Sebelumnya menunggu tak pernah semenyenangkan ini”
Sore ini hujan gerimis masih saja turun, kesedihan
langit masih saja jatuh sedari tadi pagi. Entah mengapa langit begitu
cengengnya hari ini, ah mugkin langit sedang sakit hati. Aku duduk diatas
motorku yang aku pakirkan dibawah pohon yang cukup lebat, menikmati hawa
gerimis dan angin yang sudah sedari tadi ditawarkan oleh tempat ini, “untung saja aku bawa jaket parasit ini” gumamku
dalam hati. sudah sekitar setengah jam-an aku disini, sedari tadi banyak orang yang lalu lalang dipelabuhan ini dimulai
dari penumpang yang mau naik atau turun kapal, bapak bapak asongan yang
menawarkan dagangan dengan ekpresi senyum yang dipaksakan atau anak anak
pengemis kecil yang dengan polosnya memaksakan untuk memberinya uang receh
kita.
Aku duduk diatas motorku, menunggu dia yang katanya
sudah dalam perjalanan melawati selat sepanjang 5 kilometer ini. Tak lama dalam
menungguku kapalnyapun datang. “ah itu kapalnya” ucapku lega di dalam
hati. Setelah kapal itu bersandar dan pintu penumpang diturunkan para penumpang
kapalpun turun, aku menatap satu persatu orang orang yang baru saja turun dari
kapal dan sampai kapal itu berangkat lagi menuju Surabaya dia tidak ada, katanya
dia sudah naik kapal namun batang hidungnya masih juga belum kelihatan, aku
hanya mengumpat ngumpat dalam hati, aku keluarkan handphone dan menelfon nomor
dia yang aku tunggu.
“haloo posisi dimana?, katanya sudah naik kapal,aku sudah nunggu
setengah jam ini” ucapku pada dia yang ada diujung
telfon sana, yang sebenarnya ini pake bahasa jawa :D
“hahaha masak to?, ini aku baru mau naik kapalnya” jawabnya dengan suara tawa renyahnya
“lah katanya kamu suruh kesini jam dua katamu kapalmu akan datang jam
segitu, lah sekarang ini kok kamu baru naik kapal?” jawabku mulai bingung
“ hahaha maaf maaf, memang sengaja aku bilang suruh jemput jam dua biar
nanti kamu jemputnya tidak telat lagi, kan kemarin minggu kamu telat satu jam
saat menjemputku” jawabnya lagi dengan nada ramah
“jadi untuk mengantisipasi keterlambatanmu lagi aku menyuruh kamu datang
sejam sebelum kapalku bersandar, hahaha” imbuhnya lagi jahil
“ah anjir dasar diktator, aku dikibulin, ya kali kamu bilang pan janjiannya jam dua ini malah molor satu jam
dari jam yang sudah dijanjikan” ucapku kesal namun dengan nada bercanda
“hahaha ya itu salahmu sendiri makanya
kalau ada janjian itu datengnya teppat waktu”
“lah ini pan aku tepat waktu”
“ ya itu sekarang, kemarin kemarin kan kamu telat terus, jemput aku
dipelabuhan kemarin kamu juga telat 1 jam, ketemu ditaman kampus kamu telat,
dikantin telat, diperpustakaan telat, sampai dikelaspun kamu juga telat sampai
kamu nyuruh temanmu beralasan tentang banmu yang bocor padahal sebenarnya kamu
bangun kesiangan” jelasnya lagi mengintimidasi
“lah kamu kok tau tentang aku telat masuk kelas segala, dasar penguntit”
tuduhku
“lah kamu kan yang cerita padaku tentang telatmu itu, dasar pelupa, udah
tukang telat ditambah pelupa lagi” nada menghina -_-
“masak to aku cerita kekamu, anjir aku lupa hahaha” balasku
“hahaha dasar pelupa, udah tunggu aja aku disitu jangan kemana mana”
ucapnya ingin mengakhiri percakapan
“iya, aku enggak akan kemana mana” jawapku sambil menutup telfon
Namun sekarang entah untuknya mengapa aku begitu senang menunggu dan bagiku "Sebelumnya menunggu tak pernah semenyenangkan ini” .
0 komentar: